Tuesday, October 12, 2010

Mensakralkan Air Dan Bertahan Hidup

Mensakralkan Air Dan Bertahan Hidup

Oleh : Afton Ilman Huda*]

Sejauh mana kita menyayangi air
Maka sejauh itu kita berusaha bertahan hidup.
(Afton Ilman H)

Di manakah Posisi Air

Air yang merupakan sumber kehidupan seharusnya menjadi permata dalam hidup dan dijadikan barang berharga yang sangat bernilai. Berharga dan bernilainya air sungguh terjadi ketika musim kemarau di daerah Ponorogo, Trenggalek dan beberapa daerah lain atau di daerah sekitar ladang industri dan kota-kota besar. Sungguh ironi sekali betapa sulitnya memperoleh air yang layak uintuk dimanfaatkan sekaligus dikonsumsi oleh penduduk di daerah tersebut sehingga menjadi barang langka dan sangat bernilai.

Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan daerah-daerah yang notabene memiliki kaya air dan sangat mudah dimanfaankan serta dikelola manusia. Namun seringkali didaerah yang kaya air bahkan tidak perduli akan pentingnya air. Contoh sederhana mungkin sejauhmana kita rajin menghemat air rumah tangga dengan selalu menutup keran dan saluran air atau sejauhmana kita membersihkan aliran-aliran air, termasuk sungai dan selokan.

Air Dapat Menjadi Sahabat atau Monster menakutkan

Ketika membaca buku the true power of water yang ditulis Masaru Emoto msebuah buku yang didasarkan penelitian metafisika mengungkapkan makna dibalik kekuatan air. Menilik apa yang telah diteliti dan disampaikan pada buku ini mengungkapkan bahwa air akan membentuk kristal yang sangat indah jika di respon oleh hal-hal positif sedangkan akan membentuk kristal yang rusak jikalau direspon oleh ha-hal negatif.

Anda pasti sering mendengar, tahu atau mengalami secara langsung bahwa air kerap kali dipakai dalam pengobatan alternatif. Berbagai terapi pengobatan alternatif memanfaatkan air dengan diminum, digunakan mandi atau di usapkan kebagian yang mengalami sakit. Anda bisa membayangkan ketika air dibubuhi doa-doa kebaikan sehingga membentuk kristal-kristal indah yang kemudian mengalir dalam sekujur tubuh kemudian menghilangkan rasa sakit. Sungguh luar biasanya air bahkan ajaran islam mewajibkan menggunakannya untuk menyucikan diri.

Peristiwa Tsunami Aceh yang membuat Indonesia harus berduka, banjir bandang menakutkan yang menelan puluhan korban di Jember pada saat beberapa lainnya menyambut tahun baru masehi, peristiwa banjir besar yang menimpa banyak kota besar, ibu kota Jakarta atau bahkan bencana lumpur di Sidoarjo yang sampai saat ini sedang dalam penanganan semuanya adalah betapa menakutkannya air bagi hidup.

Bagaimana Keadaan Air

Menurut M. Ikhwanuddin Mawardi dalam pengukuhan sebagai profesor riset bidang hidrologi dan konservasi tanah pada pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT) pada tanggal 2 Desember 2009 menyatakan bahwa kecukupan air untuk berbagai keperluan penduduk di Pulau Jawa pada tahun 2005 diperkirakan hanya mencapai 320 meter kubik per kapita per tahun. Jumlah ini hanya separuh dari yang dibutuhkan sehingga akan terjadi kerawanan yang sangat parah. Mawardi juga mengemukakan penanganan krisis air perlu komprehensif. Setidaknya ada delapan pokok pikiran sebagai langfkah komprehensif untuk menangani persoalan krisis kebutuhan pokok masyarakat tersebut, di antaranya meliputi pelaksanaan dan pengawalan kebijakan nasional, seperti menetapkan tutupan vegatsi seluas 30 persen disetiap wilayah provinsi dan kabupaten serta disarankan pengaturan jumlah dan distribusi penduduk di jawa sebab pada tahun 2007 tingkat kepadatan penduduk di jawa mencapai 864 orang per kilometer persegi atau 0.12 hektar per kapita, dibawah standar dunia yang disarankan 4.18 hektar per kapita. “ Sebanyak 81.1 juta penduduk pada tahun 2007 harus dikeluarkan dari jawa kalau ingin memenuhi standar hidup nyaman.(Kompas,2/12/2009)

Pada tahun 2007 kondisi air di Jawa sangat memprihatinkan, bagaimana dengan saat ini ketika kesadaran sangat lemah dan kepedulian untuk saling mengingatkan sangat kecil. Bisa diperkirakan berapa banyaknya bencana yang akan di akibatkan oleh perbuatan manusia tidak memandang arti penting air. Bencana yang akan di akibatkan adalah kekurangan atau mungkin kelebihan air sehingga selayaknya ada kebijakan strategis mengatur mengenai tingkat kesadaran akan pentingnya air secara hukum. Langkah ini adalah salah satu upaya dan cara penyelamatan kemaslahatan manusia.

Aksi Menyelamatkan Air

Fenomena cukup menarik terjadi di desa Sanen Rejo kabupaten Jember yang mengenal istilah selamatan Barian yakni suatu acara penghormatan terhadap air. Menurut masyarakat setempat tujuannya antara lain adalah meminta keselamatan dan meminta agar paertaniannya berhasil. Acara penghormatan ini dilakukan karena kondisi geografis desa yang di kelilingi gunung sehingga dikawatirkan terjadi longgsor serta permohona masyarakat kepada Yang Maha Kuasa untuk memperlancar pengairan di disa tersebut.

Di ibu kota dikenal Green Green Festival merupakan ajang kampanye tahunan yang untuk kedua kalinya akan diselenggarakan. Ada tujuh perusahaan yang mendukung even ini, yaitu Pertamina, PT Unilever Indonesia Tbk, Panasonic, Sinar Mas, MetroTV, Radio FeMale, dan Kompas. Green Festival 2009 yang akan diselenggarakan di jakarta 5 dan 6 Desember di Jakarta dengan tema ‘Apa yang sudah kamu lakukan…..?’

Dalam Kompas Edisi Kamis 3 Desember 2009 menyebutkan kalau Green Festival tahun lalu lebih fokus kepada pengenalan pemanasan global dan edukasi, tahun ini kami mengajak masyarakat melakukan sesuatu dalam mengurangi dampak pemanasan global. ‘ujar Ketua Pelaksana Program Green Festival, yang juga General Manager Public Relations Kompas Gramedia, Nugroho F Yudho dalam jumpa pers, Rabu (2/12) di jakarta.

*) Penulis adalah Ketua Umum
HMI Cab. Jember Kom. Fisipol periode 2009-2010
Kor.Daerah ILMISPI Jawa Timur

No comments:

Post a Comment