Wednesday, October 13, 2010

Bau Badan

Dia pergi menangis,,
Menyudutkan badan,,
Akupun senang,,
lalu ku lambaikan tangan,,
Dan aku sekarang menjadi "SEGAR",,,

(Jember,2010)

Pengkibul

Punggung terkungkung,,,


Melengkung, tersungkur,,


Hey dia pengkibul,,


Amburadul dan gundul,,


Butuh Cangkul agar menghibur,,

Inginku segerakan ku pukul,,,

Tuesday, October 12, 2010

Isyarat Kegelisahan

Isyarat Kegelisahan

Wanita riang itu tersudut kaku
Hari ini mengatakan  berat tuk melihat
Melihat ke atas yang ku namakan menengadah
Lalu, melihat ke bawah yang ku namakan menunduk

Dalam diam dia lupa
Bahwa lebih nyaman jika melihat yang sepadan
Bercanda, memukul dan mencubit
Kita mungkin lupa pada mereka
Mereka yang selalu senang membuat tertawa

Kadang menengadah membuat lelah
Menunduk pun seperti malu
(Jember,2010)

Mensakralkan Air Dan Bertahan Hidup

Mensakralkan Air Dan Bertahan Hidup

Oleh : Afton Ilman Huda*]

Sejauh mana kita menyayangi air
Maka sejauh itu kita berusaha bertahan hidup.
(Afton Ilman H)

Di manakah Posisi Air

Air yang merupakan sumber kehidupan seharusnya menjadi permata dalam hidup dan dijadikan barang berharga yang sangat bernilai. Berharga dan bernilainya air sungguh terjadi ketika musim kemarau di daerah Ponorogo, Trenggalek dan beberapa daerah lain atau di daerah sekitar ladang industri dan kota-kota besar. Sungguh ironi sekali betapa sulitnya memperoleh air yang layak uintuk dimanfaatkan sekaligus dikonsumsi oleh penduduk di daerah tersebut sehingga menjadi barang langka dan sangat bernilai.

Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan daerah-daerah yang notabene memiliki kaya air dan sangat mudah dimanfaankan serta dikelola manusia. Namun seringkali didaerah yang kaya air bahkan tidak perduli akan pentingnya air. Contoh sederhana mungkin sejauhmana kita rajin menghemat air rumah tangga dengan selalu menutup keran dan saluran air atau sejauhmana kita membersihkan aliran-aliran air, termasuk sungai dan selokan.

Air Dapat Menjadi Sahabat atau Monster menakutkan

Ketika membaca buku the true power of water yang ditulis Masaru Emoto msebuah buku yang didasarkan penelitian metafisika mengungkapkan makna dibalik kekuatan air. Menilik apa yang telah diteliti dan disampaikan pada buku ini mengungkapkan bahwa air akan membentuk kristal yang sangat indah jika di respon oleh hal-hal positif sedangkan akan membentuk kristal yang rusak jikalau direspon oleh ha-hal negatif.

Anda pasti sering mendengar, tahu atau mengalami secara langsung bahwa air kerap kali dipakai dalam pengobatan alternatif. Berbagai terapi pengobatan alternatif memanfaatkan air dengan diminum, digunakan mandi atau di usapkan kebagian yang mengalami sakit. Anda bisa membayangkan ketika air dibubuhi doa-doa kebaikan sehingga membentuk kristal-kristal indah yang kemudian mengalir dalam sekujur tubuh kemudian menghilangkan rasa sakit. Sungguh luar biasanya air bahkan ajaran islam mewajibkan menggunakannya untuk menyucikan diri.

Peristiwa Tsunami Aceh yang membuat Indonesia harus berduka, banjir bandang menakutkan yang menelan puluhan korban di Jember pada saat beberapa lainnya menyambut tahun baru masehi, peristiwa banjir besar yang menimpa banyak kota besar, ibu kota Jakarta atau bahkan bencana lumpur di Sidoarjo yang sampai saat ini sedang dalam penanganan semuanya adalah betapa menakutkannya air bagi hidup.

Bagaimana Keadaan Air

Menurut M. Ikhwanuddin Mawardi dalam pengukuhan sebagai profesor riset bidang hidrologi dan konservasi tanah pada pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT) pada tanggal 2 Desember 2009 menyatakan bahwa kecukupan air untuk berbagai keperluan penduduk di Pulau Jawa pada tahun 2005 diperkirakan hanya mencapai 320 meter kubik per kapita per tahun. Jumlah ini hanya separuh dari yang dibutuhkan sehingga akan terjadi kerawanan yang sangat parah. Mawardi juga mengemukakan penanganan krisis air perlu komprehensif. Setidaknya ada delapan pokok pikiran sebagai langfkah komprehensif untuk menangani persoalan krisis kebutuhan pokok masyarakat tersebut, di antaranya meliputi pelaksanaan dan pengawalan kebijakan nasional, seperti menetapkan tutupan vegatsi seluas 30 persen disetiap wilayah provinsi dan kabupaten serta disarankan pengaturan jumlah dan distribusi penduduk di jawa sebab pada tahun 2007 tingkat kepadatan penduduk di jawa mencapai 864 orang per kilometer persegi atau 0.12 hektar per kapita, dibawah standar dunia yang disarankan 4.18 hektar per kapita. “ Sebanyak 81.1 juta penduduk pada tahun 2007 harus dikeluarkan dari jawa kalau ingin memenuhi standar hidup nyaman.(Kompas,2/12/2009)

Pada tahun 2007 kondisi air di Jawa sangat memprihatinkan, bagaimana dengan saat ini ketika kesadaran sangat lemah dan kepedulian untuk saling mengingatkan sangat kecil. Bisa diperkirakan berapa banyaknya bencana yang akan di akibatkan oleh perbuatan manusia tidak memandang arti penting air. Bencana yang akan di akibatkan adalah kekurangan atau mungkin kelebihan air sehingga selayaknya ada kebijakan strategis mengatur mengenai tingkat kesadaran akan pentingnya air secara hukum. Langkah ini adalah salah satu upaya dan cara penyelamatan kemaslahatan manusia.

Aksi Menyelamatkan Air

Fenomena cukup menarik terjadi di desa Sanen Rejo kabupaten Jember yang mengenal istilah selamatan Barian yakni suatu acara penghormatan terhadap air. Menurut masyarakat setempat tujuannya antara lain adalah meminta keselamatan dan meminta agar paertaniannya berhasil. Acara penghormatan ini dilakukan karena kondisi geografis desa yang di kelilingi gunung sehingga dikawatirkan terjadi longgsor serta permohona masyarakat kepada Yang Maha Kuasa untuk memperlancar pengairan di disa tersebut.

Di ibu kota dikenal Green Green Festival merupakan ajang kampanye tahunan yang untuk kedua kalinya akan diselenggarakan. Ada tujuh perusahaan yang mendukung even ini, yaitu Pertamina, PT Unilever Indonesia Tbk, Panasonic, Sinar Mas, MetroTV, Radio FeMale, dan Kompas. Green Festival 2009 yang akan diselenggarakan di jakarta 5 dan 6 Desember di Jakarta dengan tema ‘Apa yang sudah kamu lakukan…..?’

Dalam Kompas Edisi Kamis 3 Desember 2009 menyebutkan kalau Green Festival tahun lalu lebih fokus kepada pengenalan pemanasan global dan edukasi, tahun ini kami mengajak masyarakat melakukan sesuatu dalam mengurangi dampak pemanasan global. ‘ujar Ketua Pelaksana Program Green Festival, yang juga General Manager Public Relations Kompas Gramedia, Nugroho F Yudho dalam jumpa pers, Rabu (2/12) di jakarta.

*) Penulis adalah Ketua Umum
HMI Cab. Jember Kom. Fisipol periode 2009-2010
Kor.Daerah ILMISPI Jawa Timur

Kebebasan Berekspresi Menuju Demokrasi

Kebebasan Berekspresi Menuju Demokrasi
Oleh : Afton Ilman Huda

Polda Metro Jaya mengimbau pengunjuk rasa tidak membawa hewan, termasuk kerbau, dalam aksinya. Hewak tak cocok dibawa ketempat keramaian. (Kompas/04/02/10)

Larangan tidak mendasar Polda Metro Jaya menciderai kedewasaan jalan menuju demokratisasi Indonesia. Aksi pada tanggal 9 desember 2009 yang melibatkan hewan “kerbau” sebagai simbol perlawanan terhadap kebiasaan pola pemerintahan yang lambat, bertele-tele serta lebih mengutamakan kepentingan golongan. Pemaknaan ekspresi masyarakat seharusnya menjadi kebanggaan terhadap pola pikir masyarakat demokrasi yang kreatif.

Undang undang Nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum serta etika untuk menjaga ketertiban dan keselamatan dimuka umum bukan untuk melarang kekebasan berekspresi menyampaikan otokritik melalui berbagai media.  

Salah jika kita mengansumsikan bahwa dengan membawa hewan sebagai simbol ataupun maskot dalam suatu aksi akan menjadi biang keributan. Pernyataan Kepala Bidang Humas  Polda Metro Jaya yang mengkhawatirkan jika kerbaunya suatu saat strees dan mengamuk lalu lari menuju kerumunan dan akhirnya merusak mobil dan motor sungguh pola pikir yang danggkal. Tugas POLRI adalah untuk menjaga agar aksi berjalan tertib tidak pada ranah membatasi kekebasan ekspresi menyamapaikan pikiran.

Kedewasaan sikap dalam demokrasi harus dimaknai oleh seluruh elemen warga negara Indonesia baik Eksekutif, Legislatif , Eksekutif, maupun Civil Society sebagai ujung tombak berjalannya proses demokrasi Indonesia.  Elemen-lelemen ini harus menjunjung tinggi etika serta memahami ranah-ranah yang menjadi kewenangannya masing-masing sesuai tugas dan peranannya. Poin yang tidak boleh terlewatkan adalah menjunjung tinggi konstitusi dalam kerangka mewujudkan tujuan negara.

Etika Masyarakat Demokrasi

Panitia khusus bentukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam kasus centurygate menyisakan kenangan kelam. Aksi saling hina antara Ruhut Sitompul (Fraksi Partai Demokrat) dan Gayus Lumbun (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) di forum pansus menyisakan kepedihan dihati rakyat. Wakil rakyat yang diharapkan santun, tegas, berwibawa dan menjunjung tinggi martabat manusia ternyata menampakkkan ketidakmampuannya menjaga amanah rakyat. Kata-kata setan dan bangsat tak layaknya guyonan preman jalanan.





Sikap presiden Susilo Bambang Yudhoyono melihat aksi-aksi jalanan menunjukkan bahwa presiden sudah gerah. Gerah dengan caci- makian, kritikan , simbol-simbol perlawanan, tuntutan dalam sebuah potret layar lebar. Kegerahan ini dimulai dari konflik Cicak dan Buaya, Centurygate kemudian ditampilkan dalam layar lebar pada skema 100 hari janji pemerintahannya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selama ini menunjukkan sikap santun, beretika, bijaksana dimuka publik sering tampil terbawa pada ranah-ranah eksperesi publlik, kemudian secara tidak langsung citra Susilo Bambang Yudhoyono tersebut terkungkung pada pemaksaan emosional yang secara psikologi tidak beretika kemanusiaan. Terbukti melalui pernyataan-pernyataan yang disampaikan terhadap buku Membongkar Gurita Cikeas oleh George junus Aditjondro sampai masalah yang cukup sederhana yaitu kerbau dalam aksi gerakan masyarakat. Sungguh terlalu sederhana jika seperti ini saja di kritisi oleh presiden bukankah dibalik presiden juga masih ada orang-orang yang lebih tepat untuk menyampaikannya.

Etika masyrakat demokrasi lebih mengedepankan etika kemanusiaan. Sejauh mana hak-hak dasar manusia sebagai warga negara dapat dlindungi oleh undang-undang sehingga berbicara, bertindak dan berperilaku dalam tatanan masyarakat demokrasi sesuai aturan. Elemen-elemen yang menunjang terlaksananya proses demokrasi semestinya bermartabat ala pancasila yang menghimbau warga negara untuk akademis, berideologi , ber-Tuhan dan berkeadilan sosial. Tujannya jelas untuk mewujudkan amanah falsafah negara dalam pembukaan undang-undang dasar 1945.

Kerbau dalam aksi dan gerakan elemen masyarakat ini bukan dimaknai masyarakat yang membutuhkan pendidikan etika tetapi lebih pada penyampaian ekspresi masyarakat terhadap pola pemerintahan atau bahkan permasalahan korupsi yang belum dapat terseleseikan. Masyarakat hanya membutuhkan ketegasan seorang pemimpin dalam mengambil sikap dan prioritas bukan terkungkung pada ranah etika atau martabat.

Manusia Vs Kerbau

Untuk memahami falsafah manusia dan kerbau maka lebih tepat jika menjawab pertanyaan lebih mudah mana yang di atur manusia atau kerbau?. Sesuatu yang mudah tetapi sulit untuk dijawab pada kondisi saat ini.

Mengatur manusia seharusnya lebih mudah karena manusia mempunyai akal pikiran sehingga mampu membedakan mana perintah dan mana larangan. Mengatur kerbau lebih sulit karena kerbau tidak mempunyai akal pikiran tetapi butuh ketelatenan dan kebiasaan untuk mampu mengendalikannya sesuai kemauan kita sehingga kerbau sulit membedakan mana itu perintah m,ana itu larangan.

Jika manusia lebih mudah diatur maka saeharusnya proses tata kelola kenegaraan ini lebih mudah dibandingkan tata kelola peternakan kerbau. Karena pada dasarnya manusia memiliki akal pikiran yang bisa merasakan kepekaan sosial lingkungan sekitar berbeda dengan kerbau yang mesti “diajari” untuk bertindak seseaui komando manusia. Jika kerbau tidak diharapkan keberadaannya dalam aksi dan gerakan seharusnya tata kelola kenegaraan yang efektif harus diupayakan terlebih dahulu. Bilamana tidak terlaksana tidak salah jika kerbaupun akhirnya jadi simbol yang mencerminkan keadaan manusia.


Kebebasan Ekspresi

Proses hukum Prita Mulyasari dalam kasus pencemaran nama baik Rumak Sakit Omni International mengingatkan kita pada sebuah curhatan kecil yang memikat publik. Terobosan cukup menarik ketika ada undang-undang teknologi informasi yang mengatur proses penyampaian opini kemuka publik, tetapi perlu ditegaskan ukuran dan kadar sejauh mana opini ataupun ekspresi kita dibatasi.

Pembatasan-pembatasan formal pada penyampaian opini dan ekspresi dalam kerangka undang-undang dinilai perlu untuk diadakan.  Ketika ukuran etika sering dipermainkan dalam peradilan ketika undang-undang sering disalah artikan dari fungsinya. Negara besar ini butuh pijakan hidup dibawah goncangan kehidupan pandangan non normalisme.

Perlu ditegaskan juga undang-undang untuk membebaskan belenggu permasalahan ini tidak pada ranah hak-hak dasar. Karena dunia menyepakati hak-hak dasar ini sekaligus menjunjung tinggi hubungan antar manusia (human relations). Hak-hak dasar tersebut nantinya akan membuat bangsa tumbuh dari kedewasaan menjaga etika kemanusiaan. Bilamana etika kemanusiaan dijunjung maka secara tidak langsung proses demokrasi akan lebih dewasa dan lurus pada jalur yang ditrentukan oleh etika kemanusian tersebut.



Afton Ilman Huda*
Kordinator ILMISPI Daerah Jawa Timur
(Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial Politik Indonesia)

Monday, October 11, 2010

Berharga Tak Bernilai

Kamu menemuinya dalam angan suaranya
Kadang bisa melihat wajah cemberut lagi surau
Bertemu melalui lamunan canda dan marah
Tapi bagaimana keadaan diriku
Ketiakku jarang kau lihat
Sampai kau tak tahu berapa bulan aku tak mandi
Sungguh-sungguh malang keadaanku
Kadang jatuh, terbanting atau memang sengaja terbuang
Bagaimana dengan kalian
Suaranya apa masih bisa di genggam
Bergurau, bertengkar, bercinta dan atau tak tau malu
Lalu aku mati dan tiada arti lagi

(Jember,2009)

Lototan Kaki Ibu Berjalan

Suara ku mulai habis terbakar aspal
Semangat juang itu tersapu angin jalanan
Entah siapa yg mendengar
Mereka atau kalian
Tapi satu harapanku yaitu kau mendengar curhatku
Jangan coba lari dariku sebab kepalku dapat menjadi onggok api yang membara
Membakar, melepuh dan sakit
Tapi wanita tua itu
Hatinya bergemuruh
Bingung, marah, sedih, ada kala tersenyum pahit
Matanya menyemburkan kristal dan berucap 'anakku'
Tiap hari hanya bersujud
Mencari Tuhan untuk keadilan diriku
Lalu aku malu dan mereka tak mau tau
(Jember,2009)